LA TAHZAN

LA TAHZAN
Jangan bersedih, karena kesedihan hanya akan membuatmu lemah dalam beribadah, membuatmu malas untuk berjihad, membuatmu putus harapan, menggiringmu untuk berburuk sangka, dan menenggelamkanmu ke dalam pesimisme.

Jangan bersedih, sebab rasa sedih dan gundah adalah akar penyakit jiwa, sumber penyakit syaraf, penghancur jiwa, dan penebar keraguan dan kebingungan.

Jangan bersedih, karena ada al-Qur'an, ada doa, ada shalat, ada sedekah, ada perbuatan baik, dan ada amalan yang memberikan manfaat.

Jangan bersedih, dan jangan pernah menyerah kepada kesedihan dengan tidak melakukan aktivitas. Shalatlah ... bertasbihlah ... bacalah ...menulislah ... bekerjalah ... terimalah tamu ... bersilaturrahmilah ... dan merenunglah.

Allah berfirman,
{Dan, Rabb-mu berfirman: "Berdoalah kamu kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu."}(QS. Al-Muvmin: 60)

{Berdoalah kamu kepada Rabb-mu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.} (QS. Al-A'raf: 55)

{Maka, sembahlah Allah dengan memumikan ibadah kepada-Nya.}(QS. Al-Mu'minun: 14)

{Katakanlah: "Serulah Allah dengan seruan Ar-Rahman. Dengan noma mana saja yang kamu seru, Dia mempunyai al-asma' al-husna (nama-nama yang terbaik)."}(QS. Al-Isra' : 110)


Jangan Bersedih Karena Tertimpa Kesulitan!

Kesulitan-kesulitan itu, sebenarnya, akan menguatkan hati, menghapuskan dosa, menghancurkan rasa ujub, dan menguburkan rasa sombong. Kesulitan-kesulitan itu; akan meluruhkan kelalaian, menyalakan lentera dzikir, menarik empati sesama, menjadi doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang salih, merupakan wujud ketundukan kepada tiran, merupakan sebuah penyerahan diri kepada Dzat Yang Esa, merupakan sebuah
peringatan dini, sebuah upaya untuk menghidupkan dzikir, merupakan upaya untuk menjaga hati dengan bersabar, merupakan persiapan untuk menghadap Sang Tuan, dan sebuah sentilan untuk tidak cenderung pada dunia, merasa aman dan tenang dengannya. Karena kelembutan yang tersembunyi itu jauh lebih besar, dosa yang ditutupi itu jauh lebih besar, dan kesalahan yang dimaafkan juga jauh lebih besar.


 Jangan Memakai Baju Kepribadian Orang Lain
LA TAHZAN

{Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka, berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.}(QS. Al-Baqarah: 148)
{Dan, Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat.}(QS. Al-An'am: 165)
{Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing).} (QS. Al-Baqarah: 60)

Setiap manusia memiliki kelebihan, potensi dan bakat masing-masing. Dan, salah satu keagungan Rasulullah adalah kemampuannya untuk menempatkan setiap sahabatnya sesuai dengan kemampuan, bakat, dan kesiapan mereka masing-masing. Ali misalnya, ditempatkan pada posisi kehakiman, Mu'adz dalam masalah keilmuan, Ubay yang menyangkut al- Qur'an, Zaid dalam masalah Faraidh, Khalid ibn Walid dalam persoalan jihad,

Hassan dalam masalah syair, dan Qais ibn Tsabit dalam orasi. Menempatkan parfum di tempat pedang tentu sangat berbahaya sebagaimana pedang kala ditempatkan di tempat parfum. Larut dalam kepribadian orang lain pada hakikatnya adalah bunuh diri. Memakai baju kepribadian orang lain adalah sebuah pembunuhan yang direncanakan.

Salah satu tanda kebesaran Allah adalah perbedaan sifat yang ada pada manusia dan karakter yang mereka miliki, serta perbedaan bahasa dan warna kulit mereka. Abu Bakar dengan kelembutan dan wataknya yang pengasih telah memberikan manfaat bagi umat dan agama. Umar dengan sikapnya yang keras dan keteguhannya telah membangkitkan Islam dan pemeluknya. Artinya, menerima dengan penuh kerelaan pemberian yang ada pada diri Anda, merupakan karunia. Oleh sebab itu, kembangkanlah, tumbuhkanlah, dan dapatkanlah manfaat darinya. {Allah, tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.}
(QS. Al-Baqarah: 286)

Taklid buta dan terlalu mudah melebur ke dalam kepribadian orang lain merupakan penguburan hidup-hidup terhadap bakat yang Allah berikan, pembunuhan terhadap kemauan, dan penghancuran sistem terhadap karakter penciptaan manusia itu sendiri.

********************************
Jangan Bersedih, Karena Masih Ada Sebab-sebab yang Membuat Musibah Terasa Ringan

1. Menunggu pahala dan ganjaran dari sisi Allah:
{Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.}
(QS. Az-Zumar: 10)

2. Melihat kepada orang lain yang mendapat musibah: Seandainya bukan karena banyak orang di sekitarku yang menangisi saudara-saudara mereka, pastilah aku akan bunuh diri. Menolehlah ke kanan dan ke kiri. Apakah yang Anda lihat di sekeliling hanya orang-orang yang tertimpa musibah dan ujian semua? Seperti itulah. Di setiap hamparan lembah selalu saja ada Bani Sa'd.

3. Musibah yang menimpa diri Anda itu jauh lebih ringan dibandingkan dengan yang menimpa orang lain.

4. Musibah itu menimpa hal-hal yang berkaitan dengan dunia saja, bukan agama
5. Melakukan ubudiyah dalam sebuah kepasrahan pada saat-saat tertekan terkadang lebih agung dibandingkan dengan yang dilakukan pada saat-saat bahagia.

6. Tidak ada siasat untuk menghindarkan musibah: Tak usahlah berkilah untuk menghindarinya, karena berkilah untuk menghindar hanyalah menghentikan berkilah itu sendiri.

********************************

Jangan Bersedih Karena Rezeki yang Sulit

Yang memberi rezeki itu hanya satu. Seluruh rezeki hamba itu berada di sisi-Nya, dan Dia telah mengatur semua itu. {Dan, di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.} (QS. Adz-Dzariyat: 22)

Jika memang yang memberi rezeki itu adalah Allah, maka mengapa manusia itu hams menjilat dan mengapa harus merendahkan diri di hadapan orang lain hanya karena ingin mendapatkan rezeki dari sesama manusia?
{Dan, tidak ada suatu binatang melatapun di muka bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.} (QS. Hud: 6)

Dalam firman-Nya yang lain disebutkan:
{Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya. Dan apa saja yang Allah tahan, maka tidak seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu.}(QS. Fathir: 2)

 ********************************

     Jangan bersedih, sebab Allah senantiasa membela Anda, para malaikat selalu memintakan ampunan untuk Anda, orang-orang mukminin bersatu mendoakan diri Anda setiap usai shalat, Nabi memberikan syafaat, dan al- Qur'an memberikan janji yang baik. Namun di atas segalanya, ada kasih sayang Dzat Yang Maha Pengasih.

     Jangan bersedih, sesungguhnya satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya hingga tujuh ratus kali lipat. Bahkan dengan kelipatan yang tidak terhingga. Sedangkan kejahatan itu hanya akan dibalas dengan
kejahatan yang serupa, kecuali jika Allah memberikan ampunan. Bukankah Allah memiliki demikian banyak kemurahan yang tidak ada bandingannya?

     Jangan bersedih, karena Anda termasuk pemuka-pemuka tauhid, pembawa agama yang hak, dan ahli kiblat. Dalam diri Anda terdapat dasar cinta kepada Allah dan cinta kepada Rasululah. Anda merasa menyesal saat melakukan dosa, dan gembira saat melakukan kebaikan. Anda memiliki kebaikan tapi tidak menyadarinya.

     Jangan bersedih, sebab Anda selalu berada dalam kebaikan, baik dalam keadaan sengsara maupun bahagia, dalam keadaan kaya maupun miskin, dan dalam keadaan tertekan maupun lapang. Sebagaimana Rasulullah sabdakan, "Sungguh unik perkara orang mukmin itu! Semua perkaranya adalah baik. Jika mendapat kebaikan ia bersyukur, maka itu menjadi sebuah kebaikan baginya. Dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka itu juga menjadi sebuah kebaikan baginya. Dan ini hanya akan terjadi pada orang mukmin."

********************************

LA TAHZAN

Jangan Bersedih Bila Kebaikan Anda Tak Dihargai Orang, Sebab yang Anda Cari Adalah Pahala dari Allah!
Niatkan semua amal perbuatan itu hanya karena Allah semata dan jangan pernah mengharap terima kasih dari orang lain! Jangan pernah resah dan gundah karena kebaikan Anda pada orang lain justru dibalas dengan perbuatan keji, atau ketika "tangan putih" yang Anda ulurkan dibalas dengan tamparan yang menyakitkan. Betapapun, apa yang Anda cari seharusnya hanya pahala dari kebaikan dari Allah.

Allah berfirman tentang wali-wali-Nya,
{Mereka mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.} (QS. Al-Fath: 29)

Juga tentang nabi-nabi-Nya,
{"Aku tidak meminta upah sedikit pun kepadamu atas dakwahku."}(QS. Shad: 86)
{ Katakanlah: "Upah apapun yang aku minta kepadamu, maka itu untuk kamu."}(QS. Saba': 47)
{Padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang hams dibalasnya.}(QS. Al-Lail: 19)
{Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.}(QS. Al-Insan: 9)

Seorang penyair berkata,
Siapa yang berbuat baik tidak akan sirna pahalanya dan tak akan sirna kebaikannya di sisi Allah dan manusia.
Berbuat baiklah hanya untuk Yang Maha Esa, sebab hanya Dia-lah yang akan memberi pahala. Dia lah yang akan memberi karunia. Allah lah yang akan menjatuhkan sanksi, membalas setiap amal. Dan, Dia yang akan
meridhai dan juga murka. Maha Suci dan Maha Tinggi Allah.

Ketika para sahabat banyak yang terbunuh sebagai syuhada di kota Kandahar, Umar berkata kepada para sahabat yang tersisa, "Siapa saja yang terbunuh?" Maka disebutkanlah sejumlah nama. "Dan, masih banyak lagi yang tak kau kenal," jawab para sahabat itu. Maka tiba-tiba kedua mata Umar meneteskan air mata, dan seketika itu ia menimpali, "Tapi Allah mengetahui mereka."

Alkisah, ada seorang salih memberi sepiring makanan kepada orang yang buta. Konon, ketika mengetahui akan hal itu, keluarga orang salih itu berkata, "Bukankah orang buta itu tidak tahu apa yang dimakannya."
"Tapi, bukankah Allah mengetahuinya.," jawab orang salih itu.

Selama Allah masih melihat dan mengetahui kebaikan yang Anda lakukan, serta mengetahui keutamaan yang Anda ulurkan, maka janganlah mengharapkan pujian dari orang lain.

* materi di ambil dari buku la Tahzan
* gambar dari berbagai sumber

0 komentar:

Post a Comment

ITJ