Entah apa yang ada dipikiran mereka-mereka sehingga tega menjadikan prodak-prodak yang sangat membahayakan manusia lainnya. mungkin nalar dan kemanusiaan mereka telah mati; ya itulah akhir-akhir ini yang memang terjadi diantara kita semua. sistem kapitalis kah yang juga merasuki mereka, memikirkan untung persetan dengan jalan cara mendapatkannya.
Sekitar pertengahan mei 2015 (kalau tidak salah) heboh pemberitaan tentang Beras Plastik, ya jangan kaget memang benar beras ini terbuat dari plastik. berita ini menjadi booming di media-media lengkap dengan para konsumen/ masyarakat yang mendapatkannya bahkan dengan bukti perbedaan ketika sudah matang antara beras asli dengan beras plastik.
Rasanya belum lama mendengar bahkan ada liputannya dari salah satu TV swasta mengenai gorengan yang menggunakan plastik juga agar supaya kegurihan/ kerenyahan dari gorengan tersebut tetap bertahan lama... ooooohhhhh gaaaaddd.
gak usah disebutin disini mengenai bahayanya hehee.... pake nalar aja; plastik kita makan, dimana plastik ini juga menjadi musuh bagi penggiat global warming kah, go green lah dll; yang kita ketahui bersama penguraiannya sangat lama di alam (alam aja nolak lhaaaa ini masuk ketubuh orang).
Pake nalar juga; anggapan saya sebagai orang awam, kan katanya kita/ Nagari Indonesia ini adalah negara AGRARIS bro n sist, yang menurut searchingan gogling pengertian negara AGRARIS adalah negara yang sebagian besarnya berprofesi sebagai petani (begitulah setidaknya yang kita pelajari dulu dibangku sekolah), nah masa kita makan beras plastik.
Ngamatin berita eehhh katanya ni beras Impor dari luar, ketuaan deh eh salah ketauan deh selama ini beras kita impor (kasian petani lokal) bukannya memberdayakan para petani bagaimana agar hasil panen melimpah ruah dengan teknologi dll. kan kalau gitu kita malah memperluas Ilmu pengetahuan ini malah ambil jalan pintas n instan. kemana negara AGRARIS itu.
Masih banyak lagi kasus yang lainnya dimana kasus-kasus itu masih seputar pangan yang saya lihat ini merupakan VITAL kehidupan, dengan pangan kita menjadi tegak tubuh ini untuk beraktifitas produktif, ibadah makin giat, otak-otak generasi penerus kita cerdas dan kuat, umur kita juga bisa panjang. intinya kualitas hidup kita dan keturunan kita InsyaAllah bisa berkualitas dengan catatan makanan yang kita makan adalah makanan sehat.
Bukan ikan segar yang dijajakan dengan air agar terlihat segar yang ternyata airnya Formalin, kuah berwarna kunyit yang bukan dihasilkan dari zat pewarna berbahaya; bukankah kunyit asli juga merupakan bagian dari jamu/ herbal.bukan pula daging sapi gelonggongan yang dicampur celeng/ sapi Impor yang perlakuan pemotongannya tidak Islami; ayamnya ayam tiren/ bangkai, abonnya bukan abon dari kardus, kerupuk kulit bukan dari kulit sepatu dll.
hmmm begitulah Indonesia; negeri yang gemah ripah loh jinawi, tongkat kayu dan batu jadi tanaman bagaikan mangsa yang jadi rebutan binatang buas; bagaikan gadis anggun, cantik jelita terperangkap disarang penyamun. kita berharap pemimpin lah yang menyelesaikan ini semua; masyarakat upayanya tidak sebesar para pejabat yang kompeten dan berwenang itu.
Artikel ini sengaja dimasukkan dalam lebel Indonesiaku bukan berarti membongkar keburukan Indonesia, tetapi sebagai pengingat bahwa inilah yang terjadi di negaraku yang kucintai dengan harapan segera diselesaikan dan nantinya hanya sebagai kenangan.
0 komentar:
Post a Comment